Festival Cinta

Judul               : Festival Cinta

Editor              : Latief S. Nugroho dan Nurjantini

Tahun Terbit    : 2015

Kota Terbit      : Yogyakarta

Penerbit           : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta



            Sastra merupakan suatu seni yang tak terbatas dan dapat dilakukan oleh siapapun. Mulai dari yang tua sampai yang muda. Cerita-cerita dalam buku ini ditulis oleh siswa-siswa pilihan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Buku ini berisi cerpen-cerpen yang sudah melalui proses seleksi oleh balai bahasa DIY.

            Antologi ini memiliki tema yang sangat relevan di kehidupan sehari-hari sehingga pembaca dapat mudah menangkap isi dan maksud dari cerpen tersebut. Bahasa yang digunakan juga sederhana sehingga mudah untuk dicerna. . Selain itu, banyak pesan moral yang dapat kita ambil dalam cerita yang ada di antologi ini seperti mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur, dan mau menerima seseorang apa adanya.

            Sayangnya dalam beberapa cerita di antologi ini terdapat kata atau kalimat umpatan yang mengganggu sekali. Selain itu, terdapat beberapa cerita yang menggunakan bahasa daeran dalam penulisannya. Hal ini membuat pembaca bingung karena tidak mengerti maksud dari penulis. Seperti yang kita ketahui, sebagian besar pelajar kota Yogyakarta berasal dari luar kota yang berarti tak semua mengerti bahasa daerah.

            Antologi ini cocok dibaca untuk kalangan remaja ke atas. Antologi ini juga banyak memliki nilai moral yang cocok dengan keadaan kita sehari-hari. Dengan begitu, pembaca bias menemukan pesan-pesan yang tersirat ataupun tersurat di antologi ini.















Analisis unsur intrinsik cerpen

Judul : Bulan Biru

Tema : Percintaan

Alur : Maju

Latar :

·         Rumah : Pagi, Siang, Malam

·         Warung : Sore

·         Kantor : Siang

Tokoh : Aku, sosok dalam cermin, Ibu warung

Penokohan:

·         Aku: Ragu-ragu, percaya diri, mudah mengambil keputusan, Pelit, tidak bersyukur

·         Sosok dalam cermin: penurut, baik

·         Ibu warung: Rakus

Amanat : Tuhan menciptakan segala sesuatu yang ada sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.  Syukuri setiap kelebihan maupun kekurangan yang ada.

Sudut pandang : orang pertama

Gaya bahasa : Majar personifikasi



Kelebihan

        Cerpen ini memiliki banyak kelebihan seperti judul pada novel ini yang menarik, Alur cerita yang mudah untuk diikuti. Selain itu juga banyak pesan moral yang dapat kita ambil dalam cerita yang ada dinovel ini,  seperti mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur, dan mau menerima seseorang apa adanya.

Kekurangan

     Dibalik kelebihan yang ada,  novel ini juga memiliki kekurangan seperti Bahasa yang digunakan dalam novel ini yang sulit dipahami oleh ppembaca dan bahasa baku yang terkesan kaku.

Kesimpulan

      Buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh kalangan Remaja Karena cerita yang ada dalam cerpen ini memiliki banyak pesan moral seperti mengajarkan untuk bersyukur akan segala sesuatu



Data cerpen

Judul cerpen : Warna Sebelum Kematian

Penulis cerpen : Nisrina Salsabila

Halaman cerpen : 114 - 122

Analisis unsur intrinsik cerpen

Tema : tanggung jawab.

Alur : campuran

Latar

a.       Waktu : siang hari.

b.      Tempat : rumah, panti asuhan, rumah sakit.

c.       Suasana : mengharukan.

Tokoh :

-          Ajeng

-          Zahran

Penokohan :

-          Ajeng : cerdas, teliti, unik.

-          Zahran : penyayang, mudah dipengaruhi, dewasa.

Amanat : harus bisa menjadi pribadi yang tetap menaati norma yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika, merasa memiliki kehidupan yang rusak, tetap percaya pasti ada cara untuk membenahi diri, meskipun harapan yang dimiliki sedikit.

Sudut pandang : orang pertama

Gaya bahasa : personifikasi








Analisis unsur intrinsik cerpen

Judul               : Guru Basran bin saridin

 Tema              : Kehidupan sosial

Alur                : Maju

Latar

Waktu             : Malam hari,pagi hari

Tempat            : Sekolah,rumah,teras

Suasana           : Mencengkram

Tokoh              : Limin dan baridin

Penokohan      : Limin : mudah emosi,pendendam,licik

    Baridin : sabar dan polos

Amanat           : Sesuatu yang dikerjakan instan tidak akan menghasilkan hal yang baik



Kelebihan

Cerita ini memiliki tema yang sangat relevan di kehidupan sehari-hari sehingga pembaca dapat mudah menangkap isi dan maksud dari cerpen tersebut.Bahasa yang digunakan juga sederhana sehingga mudah untuk dicerna



Kekurangan

Cerita ini terdapat beberapa kata berisi umpatan,kata ini yang membuat pembaca kurang nyaman



Kesimpulan

Kesimpulan dari kisah ini yaitu tidak ada yang tau nasib seseorang dikemudian hari,bisa saja mengalami nasib yang buruk maupun nasib baik.

Bila itu merupakan suatu nasib buruk,maka tidak mudah untuk mengubah suatu nasib itu dengan suatu tindakan yang merugikan.Hal yang bisa dilakukan hanyalah bersyukur dan menerima segala yang terjadi







Analisis unsur intrinsik cerpen

Tema               : cinta alam

Sudut pandang            : orang ketiga

Penokohan      : arif ( anak) orang yang iri hati, dan sangat berkukuh dengan keinginannya

Bapak : orang yg sbar, cinta alam dgn tdk menangkap belalang secara berlebihan dan rajin berkerja

Latarnya          : ladang rumput dan rumah

Alur                 : maju

Amanat           : sayangi bumi maka bumi akan kembali menyayangi kita

Kelemahan:

 Masih menggunakan bahasa daerah khususnya bahasa jawa.

Kelebihan:

 Isinya mudah dipahami, pemilihan bahasanya juga pas dan cocok untuk semua kalangan

Komentar

Postingan Populer