Kehidupanku yang Sebenarnya
Hai, selamat datang
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama,
Perkenalkan, aku Thea
Umurku 17 Tahun di tahun 2018
aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara
Adikku bernama Aaron, seorang pengidap Disleksia Hiperaktif
umurnya 16 tahun di tahun yang sama.
Aku hidup di keluarga sibuk.
Ayahku tinggal di luar kota bersama adikku
aku dan ibu berdua di rumah kami yang cukup besar
Orang tuaku berangkat kerja pukul 7 dan pulang pukul 23
Aku terbiasa sendiri
mungkin bisara dengan AC di kamar
Dengan segala fasilitas yang ada
Aku tumbuh dalam bullyan teman-temanku
Dalam suasana berbeda dari mereka
Dalam kekejian mereka semua.
SD kutempuh dengan cukup normal.
Bullyan sudah biasa duterima
air mata juga tak kunjung kering
Pelipis berdarah pun biasa.
Bedanya...
Aku punya teman, namanya Ova
Biola cantik berwarna coklat
benda yang mengubah cara pandangku
aku tah harus berteman dengan manusia
setidaknya, Ova tak akan pernah pergi
Takseperti kalian yang pasti bisa pergi sewaktu waktu
Aku Pasrah
Singkat cerita,
Sekolah dasar saat itu biasa saja
tak pandai, ataupun bodoh
peringkat pun sama sja
bedanya adalah, aku hidup dalam tekanan yang keras
Sapu, lidi, atau benda menyakitkan lainnya selalu siap untuk melayang
amukan kasar sudah biasa kuterima
BODOH
itu paling sering kudengar
TAK TAU DIRI
Itu juga lumayan.
aku mulai merasakan depresi
Akhirnya aku lulus dengan nilai yang biasa saja
Dan berhasil masuk ke sekolah favorit kala itu
MASA SMP
Uang... Uang... Uang
Sekolah memang gratis
manusia di dalamnya yang berduit
Awalnya, kukira hariku akan berubah
ternyata sama saja
Bahkan lebih parah
Batu, air, lemparan sampah
setidaknya itu yang kurasakan
Aku memutuskan untuk mencari dunia yang baru
menurut kalian, kira kira apa?
Modeling
Setidaknya, disana aku dianggap sebagai manusia
sisanya sampah
Aku mulai membangin karir
Anak bullyan sepertiku bisa berpikir
seperti ini adalah hal yang hebat sekali
Sayangnya, bullyan itu tak berakhir
Makin banyak benturan di kepalaku
Makin pening rasanya. tapi aku bisa apa?
untuk pertama kalinya
aku ingin mengakhiri hidup
Akhirnya, aku lulus SMP tanpa teman
Tak apa, itu lebih baik
SMA adalah harapanku
Aku ingin punya teman
Aku ingin dianggap manusia
Disini, kehidupanku berputar 100%
namun, semuanya belum selesai
Aku belum bisa tuliskan
Sedikit lagi
Tunggu sampai tintaku habis
Nanti kutuliskan
Tenang saja
Yogyakarta, 25 November 2018
tertanda
Sang Perasa
Komentar
Posting Komentar